Gunung Rinjani (3726 mdpl)

Gunung Rinjani (3726 mdpl)

PROFIL SINGKAT GUNUNG RINJANI

Logo Taman nasional gunung rinjani

Pada ketinggian 3.726 m di atas permukaan laut, Rinjani merupakan gunung volcano tertinggi kedua di Indonesia (setelah gunung Kerinci di Sumatera), dan keberadaannya mendominasi lahan pulau Lombok. Gunung ini memiliki kaldera yang sangat luas: 50 km² yaitu berupa danau Segara Anak dengan lebar mencapai 6km dan kedalaman mencapai 200 m. Terjadinya erupsi di dalam kaldera membentuk sebuah gunung kecil baru yang disebut dengan Gunung Baru Jari. Segara Anak memiliki sumber air panas (hot springs) yang berasal dari aktivitas gunung Baru Jari. Keseluruhan area Taman Nasional Gunung Rinjani memiliki luas 41.000 hektar dan mencakup 66.000 hektar hutan lindung.

Pendakian ke puncak tidak mudah, dibutuhkan fisik yang prima, namun jalur pendakian Rinjani dikenal sebagai salah satu jalur pendakian dengan pemandangan terindah di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Nama Rinjani sendiri dipercaya berasal dari salah satu bahasa Jawa kuno yang berarti ‘Tuhan’, dan memiliki makna spiritual yang tinggi bagi penduduk sekitar.

SEJARAH DAN ERUPSI

Erupsi tertua yang pernah tercatat terjadi pada tahun 1847. Kemudian terjadi peningkatan aktivitas beruntun pada tahun 1994 hingga 1995 yang menyebabkan terbentuknya Gunung Baru Jari.

Pada 27 April hingga Mei 2009 Gunung Baru Jari kembali aktif. Pada masa ini, jalur pendakian ke puncak ditutup untuk sementara waktu, karena asap erupsi semakin meningkat hingga ketinggian 8.000 m. Volcanic Explosivity Index tingkat 2 ditetapkan selama Mei hingga Desember 2009. Jalur pendakian kembali di buka pada 14 September 2009, namun jalur hiking menuju kawah/danau dinyatakan belum aman dan masih ditutup.

Pada Februari 2010, pos pengamatan mendeteksi adanya kepulan asap setinggi 100 m yang berasal dari Gunung Baru Jari. Pada tanggal 1 Mei 2010, sekumpulan asap kembali terlihat, membumbung tinggi hingga 1.300 – 1.600 meter dengan warna coklat pekat bertekanan tinggi. Pada 5 Mei 2010, ketinggian asap mencapai 5.500 m dan terbawa hingga 150 km ke arah Barat Daya. Volcanic Explosivity Index tingkat 2 kembali ditetapkan, dengan larangan segala aktivitas dalam radius 4 km dari pusat letusan di Gunung Baru Jari.

Rinjani kembali bererupsi beruntun pada 23-24 Mei 2010, dengan ketinggian asap mencapai 2 km dan menyebabkan gagal panen bagi area di sekitarnya. Tampak aliran lava dari kaldera, membuat suhu di sekitarnya meningkat dari 21°C menjadi 35°C, dan sebaran asap mencapai 12 km. Meskipun tidak sampai membahayakan penduduk sekitar, namun beberapa areal pendakian sempat ditutup untuk sementara waktu.

PEMANDANGAN

Kaki hingga badan gunung didominasi oleh hutan tropis. Melewati batas tengah, tingkat kemiringan, kontur bebatuan dan pasir vulkanik mendominasi. Pemandangan di kawah sangat mengagumkan, dan juga pemandangan dari tepi kawah pada saat matahari terbit. Dari puncak, pulau Bali dapat terlihat di sisi barat, sedangkan pulau Sumbawa terlihat di sisi timur.

 

FLORA & FAUNA

Pada kaki dan badan gunung dipenuhi oleh hutan tropis yang lebat, di mana menjadi rumah bagi spesies tropis dan sebagian spesies yang ditemukan di area transisi Wallacea (peralihan Asia Tenggara dengan Australasian flora). Anggrek dapat ditemukan di sekitar padang rumput di kaki gunung. Beberapa jenis pohon yang umum dijumpai di hutan bagian bawah/kaki gunung adalah Beringin, Syzigium Jambu, dan juga Engelhardia Bak Bakan pada daerah yang lebih tinggi. Casuarina woodland (cemara) mendominasi di dataran yang lebih tinggi, sebelum dataran selanjutnya hanya ditumbuhi oleh alpine flora (jenis tanaman yang masih dapat hidup di areal yang tidak dapat ditumbuhi pohon umumnya, termasuk Edelweiss).

Lombok yang berada di sebelah timur garis Wallace memungkinkan adanya habitat beberapa spesies burung eksotis yang berkarakter Australasian. Burung-burung tersebut meliputi Phylidonyris pyrrhopterus (honeyeater), kakatua, dan green hanging parrots. Sementara burung yang berkarakter Asia Tenggara meliputi burung tits (family: Paridae), weavers (family: Ploceidae) dan tailor-birds (family: Cisticolidae). Pengamatan burung memang tidak mudah karena tebalnya hutan tropis yang ada, namun dengan kesabaran dan keahlian menirukan suara spesies tertentu dapat membuat para ‘penghuni’ ini menampakkan dirinya.

Selain burung, spesies hewan lain yang ditemukan adalah long-tailed grey macaque (jenis kera yang ditemukan di pura-pura di Bali) sepanjang perjalanan hingga tepi kawah. Dan apabila beruntung, dapat ditemukan spesies langka ebony leaf monkey (lutung) yang suaranya akan melengkapi merdunya kicauan burung di sekitarnya. Rusa deer and muntjacs juga pernah terdengar, meskipun jarang terlihat. Tidak menutup kemungkinan, pengunjung menemukan jejak Babi Hutan. Beberapa satwa lain yang pernah dilihat adalah Bodok Alas, Ujat dan Landak.

BUDAYA

Danau Segara Anak merupakan tempat spiritual. Upacara agama Hindhu tahunan yang disebut ‘Mulang Pekelem’ merupakan warisan budaya yang berlangsung di Lombok sejak abad ke-18, saat di mana Lombok berada di bawah kekuasaan kerajaan Karangasem dari Bali. Mulang Pekelem merupakan upacara di mana doa dan persembahan dilakukan untuk keselamatan dan kesejahteraan warga sekitar. Perayaan ini dimulai sejak masuknya agama Hindhu di Lombok Barat, saat di mana populasi rentan terkena wabah penyakit dan mengalami kekeringan. Menurut tradisi, saat sang raja mendapat visi akan datangnya kiamat, ia memerintahkan diadakannya upacara untuk memberikan persembahan berupa emas, perak, dan tembaga yang dibentuk menyerupai ikan dan udang, untuk kemudian dipersembahkan ke dewa yang mendiami danau.

Upacara diadakan sebelum datangnya musim hujan (Desember – Maret).

Masyarakat ‘Wetu Telu’ juga menganggap Danau Segara Anak adalah danau suci dan secara periodik mengunjunginya untuk berdoa pada malam bulan purnama.

PENDAKIAN

Terdapat 2 jalur pendakian utama, yaitu Senaru dan Sembalun. Jalur yang populer dan disarankan adalah pendakian lewat Sembalun dan turun di Senaru. Hal ini dikarenakan medan pendakian via Senaru menuju puncak cukup terjal dan memiliki turunan yang tajam, sehingga dinilai memiliki resiko tinggi.

Jalur pendakian gunung Rinjani cukup lengkap, jika berangkat dari Sembalun, akan melalui medan berupa sabana dan sedikit hutan cemara yang jarang. Jalur menuju puncak terjal dan berpasir sehingga membutuhkan persiapan yang matang. Temperatur selama pendakian ke summit mencapai 4⁰C, sering ditambah dengan besarnya angin dingin selama perjalanan. Di arah Senaru lebih banyak terdapat hutan lebat dan terdapat daerah berpasir halus yang relatif sulit ditempuh dikarenakan cukup licin.

(reference: http://rinjaninationalpark.com )

selanjutnya : catatan perjalanan Rinjani 2016.