Catatan Perjalanan : Gunung Rinjani 2016 (part 2)

Catatan Perjalanan : Gunung Rinjani 2016 (part 2)

Catatan sebelumnya : Catatan Perjalanan : Gunung Rinjani 2016 (part 1)

Menurut peta, tampak bahwa track menuju Danau Segara Anak (+/- 2000 mdpl) harusnya tidak jauh, terlebih medan yang dilalui adalah penurunan, bukan tanjakkan. Ternyata, penurunan jalurnya sangatlah tajam dan berbatu besar, sehingga harus dilalui perlahan. Terdapat beberapa pijakan semenan anak tangga dan pegangan besi di area tertentu untuk membantu mengamankan turunan tajam. Vegetasi sekitar kembali lebih ‘hijau’ dibandingkan di Pelawangan, berupa rerumputan dan beberapa pohon.

Setelah jalur turunan kami kira habis, dan jalanan mulai kembali datar, siapa sangka ternyata jalur kembali menanjak! Dan danau pun belum tampak sedikit pun. Ternyata setelah melewati turunan yang tajam, jalur mengarahkan kami untuk kembali menaiki bukit terlebih dahulu, meskipun tanjakannya relatif lebih datar dan tidak berundak. Setelah jalur berubah menjadi turunan kemudian datar kembali, kami masih dihadapkan dengan tanjakan lagi, kemudian diikuti dengan turunan panjang yang mana pada pukul 17.30 barulah kami mencapai tepi danau. Porter kami, Pak Madoni telah menyiapkan tenda dan teh hangat untuk menyambut kedatangan kami.

semeru9   semeru10

Sedikit warna oranye memerah di langit saat matahari akan tenggelam menambah keindahan pemandangan di danau sore itu. Gunung Barujari dapat terlihat jelas di seberang danau (yang 3 hari kemudian mengeluarkan aktivitas vulkanik sehingga Bandara Internasional Lombok ditutup selama sehari). Dan saat mencoba merasakan air danau yang tidak terlalu dingin, dapat terlihat ikan-ikan kecil di bawah permukaan air danau yang bening. Tidak heran cukup banyak pengunjung lain yang mencoba memancing ikan di danau tersebut. Vegetasi sekitar areal camping didominasi oleh pepohonan pinus.

Tidak jauh dari lokasi tenda, ada sumber mata air panas (hot springs) alami yang berasal dari Gunung Barujari. Konon, bagi penduduk lokal Lombok, mata air panas tersebut baik bagi kulit dan dapat menyembuhkan karena kadar belerangnya. Selain itu juga dapat menghilangkan rasa pegal-pegal. Pukul 18.30 kami mencoba untuk mengunjungi mata air panas tersebut.

Jalan menuju lokasi mata air tidak terlalu jelas, terlebih hari sudah mulai gelap. Kami berjalan sekitar 15 menit untuk menjangkau lokasi air panas. Bertemu dengan pengunjung lainnya yang sedang mandi dan berendam, kami pun mencobanya. Dan betul saja, merendamkan kaki di sana sangat nikmat rasanya. Setidaknya dapat sejenak mengurangi rasa pegal yang ada. Pukul 19.30 kami kembali ke tenda, makan malam, dan kemudian beristirahat mengembalikan energy untuk perjalanan esok hari.

28 July 2016, Day 4 – Perjalanan kembali via Senaru!

semeru11Bangun pukul 06.30, membuka tenda, dan pemandangan langsung menuju hamparan danau dan bukit begitu indah dan menyejukkan. Sentak, kami mengambil kamera dan berusaha mengabadikan momen tersebut sambil menunggu sinar matahari menerangi area sekeliling danau lebih jauh. Informasi yang kami dapat, areal keseluruhan danau baru tersinari sepenuhnya setelah pukul 10.30. Mengingat perjalanan yang masih jauh, kami kembali melanjutkan perjalanan sekitar pukul 08.30 menuju Pelawangan Senaru (2.600 mdpl).

semeru12

Perjalanan menuju puncak Pelawangan Senaru juga tidak mudah, karena harus kembali melewati tanjakan tajam, meskipun pijakannya berupa tanah solid dan bebatuan. Perjalanan diawali dengan menyusuri pinggiran danau, kemudian naik menyusuri badan bukit, dari bukit satu ke bukit lain sambil menanjak, membuat sisi kiri yang dilewati kami adalah turunan curam/jurang. Beberapa kali tanjakan yang harus dilalui sangat tajam, bebatuan besar dengan kemiringan lebih dari 45 derajat, sehingga dapat dikatakan semi-climbing, karena harus dibantu menggunakan kedua tangan untuk dapat melewatinya. Perjalanan ini cukup menghabiskan napas, dan kami berhasil tiba di Pelawangan Senaru sekitar pukul 12.30. Kondisi sekitar di Pelawangan Senaru ini lebih didominasi oleh hamparan bebatuan dan rumput.

Setelah istirahat sejenak, pukul 13.00 kami mencoba mencapai Pos III Senaru (+/- 2000 mdpl). Karena medan penurunan yang berbatu dengan jalur yang belum terlalu jelas, maka penurunan kami lakukan perlahan. Saat waktu menunjukkan pukul 14.00, Pak Madoni dan Pak Ispan memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu, karena perjalanan menuju Pos III Senaru masih panjang dan tidak mudah. Benar saja, setelah makan siang, medan penurunan yang tadinya berbatu, kini berubah menjadi hamparan tanah berpasir kering yang sangat licin dan kurang stabil (karena pasirnya berupa pasir halus kuning) dan minim kadar batuan kerikil di dalam pasir tersebut. Alhasil, kami menuruni dengan extra hati-hati. Di beberapa bagian jalur, sebagian dari kami memilih untuk ‘perosotan’ di pasir agar lebih aman. Hingga pada sekitar pukul 17.00 kami mencapai Pos III.

Sehubungan dengan rencana kami untuk dapat kembali ke Senaru (tempat Pak Nursaat) sebelum pukul 12.00 keesokan hari, maka Pak Madoni menyarankan agar kami bermalam setelah melewati Pos III Senaru atau Pos II Senaru jika memungkinkan. (karena apabila dari Pos III, diestimasi masih membutuhkan lebih dari 5 jam perjalanan menuju pintu keluar Senaru).

Mulai dari Pos III menuju Pos II (+/- 1500 mdpl) vegetasi sudah berubah menjadi hutan tropis yang cukup lebat dengan berbagai varian tanaman dan pohon menjulang tinggi. Persis sesaat setelah matahari tenggelam dan hari telah gelap, kami baru mencapai seperempat perjalanan menuju Pos II sekitar pukul 18.30 dan diputuskan untuk bermalam di area ini. Dilanjutkan dengan makan malam dan istirahat sebelum keesokan hari kami menuntaskan rangkaian perjalanan kami di Gunung Rinjani nan megah ini.

29 July 2016, Day 5 – Penutupan

semeru13Kami bangun pada pukul 06.00, dan sarapan special ‘spaghetti’ yang dibuatkan oleh kedua porter kami, sebagai tanda akhir dari perjuangan pendakian Gunung Rinjani. Di pagi hari dapat terdengar kicauan burung dan terlihat beberapa di antaranya.

Pukul 07.00 kami melanjutkan perjalanan. Rute penurunan tidak terlalu terjal, dengan kondisi sekeliling hutan lebat tropis dan pijakan berupa tanah solid dan akar pepohonan besar. Tidak ada kendala berarti selama perjalanan menuju pintu keluar Senaru. Kisaran pukul 08.15 kami mencapai Pos II Extra, pukul 09.00 di Pos II, dan terakhir pukul 10.00 di Pos I. Setelah menempuh 3,5 jam, akhirnya kami tiba di gerbang pintu keluar Senaru pada pukul 10.30.

semeru14

Dari pintu keluar, kami berjalan santai melewati perumahan penduduk selama tidak lebih dari 20 menit hingga tiba di Rinjani Trekking Center (RTC). Di sinilah secara prosedur, kami diwajibkan melaporkan usainya perjalanan kami dan menyetorkan sampah kami selama pendakian. Berjalan sekitar 100 meter dari RTC, kami tiba di basecamp Bpk. Nursaat. Setelah mandi dan makan siang, kamipun kembali ke airport.